Paropunte.net – Kedudukan imbang 1-1 membuktikan bahwa Manchester City dan Liverpool memiliki kekuatan yang sama. Namun ada satu hal yang membuat the Citizens kerepotan, yaitu format empat penyerang suguhan the Reds.
Pada musim panas kemarin, Liverpool mendatangkan Diogo Jota dari Wolverhampton. Publik meyakini kalau pemain asal Portugal tersebut direkrut agar Jurgen Klopp bisa melakukan rotasi terhadap trio beranggotakan Roberto Firmino, Sadio Mane dan Mohamed Salah.
Namun Jota berhasil memberikan performa yang jauh melampaui ekspektasi. Publik pun beranggapan bahwa Jota lebih baik dari Firmino terutama dari segi produktivitas, tapi Klopp masih menganggap Firmino sebagai pemain kuncinya.
Formasi Efektif Liverpool
Alhasil, Klopp merombak formasinya. Ia mengurangi jumlah gelandang agar bisa memainkan empat penyerang sekaligus sejak menit awal dalam formasi 4-2-3-1. Namun hasilnya tak sesuai dengan yang dibayangkan.
Empat Penyerang Liverpool Merepotkan
Secara cocoklogi, menggunakan empat penyerang tersebut sekaligus tentu akan meningkatkan produktivitas Liverpool dalam mencetak gol. Namun yang terjadi sebaliknya, mereka hanya bisa mencetak satu gol kala melawan Manchester City.
Kendati demikian, ada satu kabar positif dari perubahan ini. Josep Guardiola selaku pelatih Manchester City mengakui bahwa timnya kerepotan untuk membendung permainan keempat bomber the Reds.
“Tidak mudah untuk bertahan melawan Liverpool, normalnya mereka memiliki tiga pemain di lini depan dan sekarang jadi empat,” ujar Guardiola kepada Sky Sports usai pertandingan.
“Mereka berlari di belakang lini bertahan dan anda tidak bisa tetap tinggal di sana, dan mereka bermain di antara para pemain,” lanjutnya.
Bisa Menyesuaikan Diri
Untungnya, Guardiola masih punya akal untuk membendung keempat penyerang tersebut. Seandainya Kevin de Bruyne bisa mengeksekusi penalti dengan baik, mungkin the Citizens punya peluang besar untuk meraih kemenangan.
“Tidak mudah untuk menghadapi Liverpool, namun kami bisa sedikit menyesuaikan diri dan punya keberanian yang lebih besar untuk tetap menerapkan garis pertahanan tinggi,” tambah mantan pelatih Barcelona tersebut.
“Kami menciptakan gol yang bagus dan sayangnya gagal memanfaatkan penalti. Dalam pertandingan atau lawan seperti Liverpool, jika anda gagal mengeksekusi penalti, rasanya akan semakin sulit,” pungkasnya.
Sekarang Guardiola punya waktu lebih untuk menyusun alternatif strategi yang matang untuk menghadapi tim-tim seperti Liverpool. Sebab pertandingan berikutnya baru akan digelar pada 22 November mendaang dengan Tottenham sebagai lawannya.